StarindoNews.com PEMALANG — “Outing Class adalah : kegiatan belajar, mengajar yang dilakukan di luar kelas yang maksud dan tujuannya untuk membantu perkembangan daya tangkap, daya simpan serta potensi explorasi otak pada siswa- siswi disemua jenjang edukasi.
Outing class bisa didukung oleh semua orang tua siswa- siswi atau wali mereka asalkan mencari tempat yang tidak extreme (tidak membahayakan keselamatan jiwa dan raga) tidak juga membuat siswa- siswi terlalu capai (yang memungkinkan ada efek untuk kesehatan mereka) dan beban biaya yang terlalu besar.
Dalam arti lain disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dari para orang tua/wali siswa- siswi, sekiranya itu bang yang bisa saya komentari tentang outing class “jelas Surinto salah satu anggota Ormas Kemasyarakatan di Pemalang saat dikonfirmasi oleh awak media.
Ditambahkannya, dalam hal ini alangkah baiknya dari pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pemalang bertindak tegas.
Dengan perimbangan azaz dasar kepentingan generasi penerus bangsa yang utama, perhatian khusus ke mereka, tindakan pencegahan dari hal yang extreme dan berbahaya untuk mereka baik yang ada di provinsi, kabupaten, desa dan kelurahan, “imbuhnya
“Jangan malah niatan baik outing class untuk perkembangan kognitif, siswa-siswi yang masih di bangku sekolah dijadikan ajang bisnis”.
Seperti yang saya dan rekan- rekan temukan di SMPN 2 Pemalang outing classnya tidak tanggung- tanggung ke Malang Jawa Timur yang keterangannya kami dapatkan berangkat pada tanggal 3 -1 – 2025
Siswa- siswi dibebankan biaya sebesar Rp 1.300. 000, 00 per anak , “tegasnya.
Ditambahkannya, Saya kira ini bisa jadi bahan teguran kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Khasanah yang pernah warning dan sangsi.
Kepala SMPN 2 Pemalang Nur Zamrudin., S.Pd., M.Pd ketika dikonfirmasi oleh awak media melalui telepon seluler perihal tersebut, Zamrudin mengatakan, “Silahkan anda konfirmasi saja ke biro perjalanan pariwisata, “tegasnya.
Kemudian Surinto juga mengkonfirmasi ke pihak Kabid Dikdas Dindikbud Pemalang Sokhaeron, dirinya mengatakan, “Kami tidak pernah memberikan ijin, cuma kami secara teknis memberikan nasehat- nasehat”.
Alangkah baiknya outing class dilakukan di wilayah wisata lokal (wisata di Pemalang) dan kami tidak mau nanti terjadi apa- apa dengan siswa- siswi/hal- hal yang tidak kita inginkan menimpa mereka seperti yang sudah kita ketahui kabar buruk di Jawa Barat.
Ada kurang lebih 11 jiwa siswa- siswi meninggal , makanya kami sampaikan semua resiko ditanggung sekolah masing-masing yang mengabaikan larangan outing class dari Dindikbud Provinsi Jawa Tengah, “jelas Sokhaeron.
Penulis : Susmono (Ramsus)
Sumber Berita : Surinto anggota ormas kemasyarakatan di Pemalang dan beberapa masyarakat di wilayah Kelurahan Mulyoharjo Pemalang Provinsi Jawa Tengah