Starindonews.com Bintan – 19. 08. 2025 Tambang pasir ilegal di kawasan Galang batang ,dan sekitarnya beroperasi semakin tak terkendali , Pertanyaan besar kini mencuat: ada apa dengan Polres Bintan? Dugaan pilih kasih dalam penindakan tambang pasir ilegal kian santer terdengar. Kelompok A ditangkap, sementara kelompok y justru dibiarkan leluasa mengeruk pasir di galangbatang dan sekitarnya seolah hukum hanya berlaku bagi sebagian orang.
Dampak Nyata: Lingkungan Rusak, Negara Hilang Wibawa
Aktivitas tambang pasir ilegal telah merusak wajah. Jalan raya rusak parah akibat truk pengangkut pasir yang hilir-mudik, debu pekat menyesakkan pernapasan warga, dan bentang alam kian terkikis. Air hujan yang membawa lumpur sudah masuk ke permukiman, mengancam pertanian sekaligus sumber air bersih.
“Kalau begini terus, anak cucu kita hanya akan mewarisi tanah mati,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat.
Jaringan Lebih Luas, Aliran Uang Diduga Keluar Negeri
Penelusuran indikasi aliran uang menunjukkan hasil tambang tidak sepenuhnya berputar di daerah. Sebagian diduga dikirim keluar daerah, bahkan ke luar negeri melalui jalur tidak resmi. Pola ini menguatkan dugaan adanya jaringan mafia tambang berskala nasional yang memanfaatkan pulau-pulau kecil sebagai ladang eksploitasi cepat—ambil hasil, kirim keluar, lalu tinggalkan kerusakan permanen.
Tuntutan Publik: Hentikan Pilih Kasih, Tegakkan Hukum
Masyarakat menuntut langkah nyata dari Polda Kepri, Satpol PP, hingga Dinas Lingkungan Hidup. Bagi mereka, ini bukan sekadar urusan pasir, melainkan soal harga diri daerah dan tegaknya hukum di negeri ini.
“Kalau humas Y dan jaringannya tidak disentuh, itu pesan buruk: hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil,” tegas seorang aktivis lingkungan.
Hingga berita ini diturunkan, Kapolres Bintan belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan pilih kasih dalam penanganan tambang pasir ilegal tersebut. Publik menunggu jawaban—apakah kepolisian benar-benar berani menindak mafia tambang, atau justru memilih jadi penonton di tengah kehancuran lingkungan dan runtuhnya wibawa negara.