starindonews.comTanjungpinang – Lapas Kelas IIA Tanjungpinang tengah diterpa dugaan serius: mulai dari penggunaan handphone oleh narapidana, hingga beredarnya paket diduga sabu di dalam kamar tahanan. Namun, alih-alih menjelaskan, Kepala Pengamanan Lapas (KPLP) justru memilih lempar tanggung jawab.
Percakapan konfirmasi antara wartawan dan Tm KPLP Lapas Umum Kelas IIA Tanjungpinang, menunjukkan sikap yang ganjil. Ketika ditanya terkait dugaan penggunaan HP oleh para napi, Tama menjawab:
> “Konfirmasi sm Kalapas aja lgsg y bg.”
Padahal, sesuai struktur organisasi pemasyarakatan, KPLP adalah pejabat utama yang bertanggung jawab langsung terhadap keamanan, pengawasan napi, serta pencegahan peredaran barang terlarang seperti handphone dan narkoba.
Wartawan kemudian mengingatkan posisi Tm sebagai KPLP. Namun, ia tetap menghindar:
> “Iya mmg bener, tp skrg klo mw konfirmasi sm kalapas aja lgsg bg.”
Bukti Visual Peredaran Narkoba
Sebelumnya, awak media menerima bukti visual dari dalam sel tahanan yang menunjukkan 8 paket plastik bening diduga sabu lengkap dengan korek api dan alat isap. Foto tersebut dikirim melalui pesan WhatsApp oleh sumber yang enggan disebutkan identitasnya.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa pengawasan di dalam Lapas Tanjungpinang sangat lemah — atau sengaja dilonggarkan.
Masyarakat Desak Inspeksi, Kemenkumham Diminta Turun
Sikap pasif dari pejabat kunci seperti KPLP memicu pertanyaan besar: ada apa sebenarnya di balik tembok Lapas Kelas IIA Tanjungpinang? Apakah ini murni kelalaian, atau ada permainan yang disengaja?
Masyarakat dan penggiat hukum mendesak agar Kanwil Kemenkumham Kepulauan Riau segera melakukan inspeksi mendadak dan audit menyeluruh, termasuk memeriksa jejak komunikasi, rekaman CCTV, serta memverifikasi seluruh aparat lapas yang bertugas di area rawan.
Lapas Atau Markas Kejahatan Terorganisir?
Kombinasi antara dugaan peredaran sabu, kebebasan akses handphone, dan pejabat yang bungkam membentuk satu sinyal: ada sesuatu yang tengah ditutup-tutupi. Jika dibiarkan, maka lapas bukan lagi tempat pembinaan, tapi berubah jadi pusat operasi gelap yang dikendalikan dari dalam sel.
Awak media akan terus menggali. Jangan sampai negara kalah di balik tembok penjara
(Di lansir dari media Dinasti news)