Ekonomi

Bitcoin Turun di Bawah US$98.000 untuk Ketiga Kalinya! Sinyal Bahaya?

17
×

Bitcoin Turun di Bawah US$98.000 untuk Ketiga Kalinya! Sinyal Bahaya?

Sebarkan artikel ini

Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan berat pada Jumat pagi (14/11/2025) setelah menembus level psikologis US$98.000 untuk ketiga kalinya sepanjang bulan ini. Koreksi tajam tersebut terjadi di tengah meningkatnya volatilitas pasar kripto dan memanasnya sentimen makro global.

Menurut data CoinMarketCap, BTC sempat terkoreksi lebih dari 2% dari area US$104.000 hingga jatuh ke level terendah harian di bawah US$98.000 sebelum memantul ringan ke kisaran US$99.300. Meskipun harga menurun, aktivitas perdagangan justru melonjak signifikan. Volume transaksi harian Bitcoin naik 56% menjadi US$104,4 miliar, menunjukkan banyaknya aksi jual maupun pembelian agresif di titik-titik kritis.

Sementara itu, kapitalisasi pasar Bitcoin tertekan turun ke US$1,98 triliun. Aset kripto besar lainnya ikut terkoreksi: Ethereum (ETH) anjlok 6% ke US$3.200, Solana (SOL) melemah sekitar 5%, sedangkan XRP (XRP) dan BNB (BNB) turun masing-masing 3%. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto menyusut 3% menuju US$3,34 triliun.

Gelombang Likuidasi Menghantam Pasar Derivatif

Tekanan jual di pasar spot segera merembet ke pasar derivatif. Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi mencapai US$753 juta. Posisi long—mereka yang bertaruh harga naik—mencatat kerugian terbesar dengan nilai mencapai US$601 juta. Forselling semacam ini menandakan bahwa optimisme pasar sebelumnya terlalu tinggi sehingga banyak trader terjebak saat momentum harga berbalik cepat.

Bitcoin dan Ethereum menjadi dua aset dengan nilai likuidasi terbesar. Data on-chain juga memperlihatkan tekanan tambahan dari investor jangka panjang. Lebih dari 815.000 BTC dilaporkan dilepas dalam 30 hari terakhir, memperbesar kerentanan harga terhadap pergerakan ke bawah.

Peta likuiditas dari CoinGlass menunjukkan adanya klaster likuiditas besar di rentang US$98.000–US$100.000. Trader Daan Crypto menyebut bahwa area tersebut berada tepat di bawah serangkaian higher lows, sehingga rentan disapu oleh volatilitas jika tekanan jual meningkat. Menurutnya, resistance kuat terletak di US$108.000 dan US$112.000, meski saat ini level US$108.000 dianggap paling relevan.

“Sampai harga menembus di atas US$107.000 atau di bawah US$98.000, Bitcoin kemungkinan akan bergerak sideways lebih lama,” jelasnya.

Trader futures lainnya, Byzantine General, menambahkan bahwa konfigurasi harga saat ini mengindikasikan kecenderungan BTC untuk “menyapu likuiditas” di area US$98.000 sebelum menentukan arah baru. Data CoinGlass turut memperkuat pandangan tersebut: hampir US$1,3 miliar likuiditas long menumpuk tepat di level itu, meningkat drastis dibanding awal pekan.

Sentimen Makro Ikut Membebani Pasar

Selain tekanan teknikal, faktor makro ekonomi global memainkan peran besar dalam koreksi Bitcoin. Analis Coin Bureau, Nic Puckrin, menjelaskan bahwa ketidakpastian kondisi ekonomi Amerika Serikat menjadi salah satu penyebab utama. Laporan inflasi Oktober tertunda akibat government shutdown yang berkepanjangan, membuat aliran data federal terputus dan menghambat keputusan investor.

“Shutdown menciptakan kekosongan data federal. Tidak heran ekspektasi pemangkasan suku bunga Desember turun drastis,” ujar Puckrin.

Menjelang rapat FOMC yang dianggap salah satu paling krusial tahun ini, banyak pelaku pasar mengalihkan dana ke aset defensif. Akibatnya, aset berisiko seperti saham teknologi dan kripto mengalami tekanan tambahan. Hal ini membuat Bitcoin berulang kali menguji area support US$102.000–US$100.000 sejak Mei 2025. Retest berulang biasanya menandakan melemahnya struktur pasar dan meningkatnya kemungkinan penembusan ke bawah.

Dengan kombinasi tekanan teknikal dan makro ini, mayoritas analis sepakat bahwa skenario koreksi menuju area US$98.000 masih sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat—bahkan bisa lebih dalam jika volatilitas meningkat.

Memanfaatkan Volatilitas dengan Bijak: Peran Nanovest bagi Investor

Dalam kondisi pasar seperti ini, memiliki strategi yang disiplin dan platform investasi yang aman menjadi hal yang sangat penting. Bagi investor Indonesia, salah satu aplikasi yang dapat membantu navigasi volatilitas pasar adalah Nanovest, sebuah platform investasi yang memungkinkan pengguna membeli Saham Amerika Serikat, Aset Kripto, dan Emas Digital dalam satu aplikasi.

Jika kamu tertarik memulai atau menambah portofolio kripto, Nanovest dapat menjadi pilihan yang ideal. Di aplikasi ini, kamu bisa mengeksplor berbagai koin kripto populer hingga proyek baru dengan mudah. Keunggulan lainnya adalah faktor keamanan: asetmu terlindungi dari risiko cybercrime lewat perlindungan Asuransi Sinarmas, memberikan ketenangan ekstra bagi investor pemula maupun berpengalaman.

Selain itu, tampilan aplikasi yang user-friendly memudahkan siapa pun membaca tren pasar dan mengambil keputusan dengan cepat—hal yang krusial di tengah volatilitas seperti saat ini. Nanovest sudah tersedia di Play Store dan App Store, sehingga kamu bisa mulai berinvestasi kapan saja dengan cara yang aman dan terpercaya.

Kesimpulan

Penurunan Bitcoin di bawah US$98.000 mencerminkan kondisi pasar kripto yang sedang berada di fase sensitif, dipengaruhi kombinasi faktor teknikal, likuiditas, dan ketidakpastian makro. Tetap waspada, tetap rasional, dan gunakan platform investasi terpercaya seperti Nanovest untuk membantu menghadapi volatilitas pasar global dengan lebih percaya diri.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES